Pencurian Listrik

Pencurian listrik dan pemasangan listrik ilegal masih marak terjadi di Indonesia. Kasus pencurian semacam ini memang sedikit riskan untuk dicegah maupun diselesaikan. Namun sebenarnya pencurian listrik sudah diterbitkan fatwanya yaitu fatwa MUI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pencurian Energi Listrik. Dalam fatwa itu dijelaskan bahwa setiap orang dilarang melakukan, membantu dengan segala bentuknya, dan atau membiarkan terjadinya pencurian energi listrik. Selebihnya pencurian listrik dapat dibagi menjadi empat kategori. Pertama, pencurian listrik dengan mengubah batas daya, kasus semacam ini biasanya dilakukan dengan menghilangkan alat pembatas /kWh. Bisa jadi hilang, rusak, atau putus. Selain itu, kemampuan daya juga tidak sesuai dengan surat perjanjian jual beli tenaga listrik (SPJBTL). Yang kedua, yaitu dengan cara memengaruhi pengukuran energi. Seperti segel pada alat pengukur hilang, rusak, putus, atau tidak sesuai dan alat pengukur tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Lalu jenis pencurian yang ketiga adalah gabungan dari pelanggaran pertama dan kedua, atau menyambung kabel secara ilegal. Sedangkan yang terakhir, yaitu pelanggaran yang dilakukan bukan oleh pelanggan. Misalnya, menggunakan listrik tanpa melewati alat pengukur dan alat pembatas daya (APP), seperti menyambung dari tiang, penerangan jalan umum yang tidak menggunakan APP, dan lain sebagainya. Fatwa MUI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Hukum Pencurian Energi Listrik.

pencurian listrik
pencurian listrik

Namun faktanya pemasangan listrik ilegal masih sering terjadi. Sudah tentu itu melanggaran fatwa yang sudah dijelaskan di atas. Sebab pemasangan secara ilegal itu tidak termasuk pelanggan PLN. Jika dikaji lebih dalam. Pencurian listrik, tidak hanya merugikan PLN tetapi juga membahayakan masyarakat itu sendiri. Contohnya dapat memicu kebakaran. Di Mojokerto praktik pencurian listrik oleh pelanggan masih marak terjadi. Terbukti dalam kurun waktu 8 bulan, telah ditemukan 3.747 pelanggan yang kedapatan melakukan praktik pencurian listrik. Sedangkan besaran listrik yang dicuri mencapai 5,99 juta KWh atau senilai Rp 5,94 miliar. Sementara total pelanggan PLN Area Mojokerto saat ini sekitar 1,3 juta.  Modus pencurian yang dilakukan para pelanggan rupanya beragam. Pencurian listrik paling banyak dengan cara membuat sambungan tanpa melalui meter KWh. Sehingga energi listrik yang dipakai tak masuk penghitungan PLN. Modusnya kebanyakan menyadap di atas meter KWh. Saat ini PLN tentu sudah mengalakkan razia pencurian listrik, karena pencurian listrik juga mempunyai konsekuensi hukum, karena pencurian, salah satunya, diatur dalam Pasal 362 KUHP : “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak Rp900-,”.

meteran listrik
meteran listrik

Selain dalam KUHP, mengenai menggunakan listrik yang bukan haknya juga diatur secara khusus dalam Pasal 51 ayat (3) UU Ketenagalistrikan sebagai berikut: “Setiap orang yang menggunakan tenaga listrik yang bukan haknya secara melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)”. Kita sebagai pelanggan PLN hendaknya hati – hati dalam menggunakan listrik. Mengotak ngatik sambungan listrik pun sepertinya bukan hal bijak, karena bisa saja kita dikira memanipulasi kwh. Hendaknya kita berhati hati dan bijak dqalam pengunaan listrik. Karena pencurian tenaga listrik, selain merugikan negara, juga dapat menyebabkan kebakaran. Salah satu hal yang dapat mengindarkan kita dari bahaya listrik adalah dengan memakai kabel berstandar SNI.

berita listrik ilegal
berita listrik ilegal

Distribusi Listrik

Distribusi Listrik adalah proses penyaluran listrik dari Jaringan Transmisi ke pelanggan pengguna energi listrik. Distribusi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu distribusi listrik primer dan distribusi listrik sekunder. Distribusi Primer : Yaitu jaringan distribusi yang berasal dari Jaringan Transmisi yang di turunkan tegangannya di Gardu Induk menjadi tegangan menengah (TM) dengan nominal tegangan 20 kV (biasa disebut JTM atau Jaringan Tegangan Menengah) lalu disalurkan ke lokasi-lokasi pelanggan listrik kemudian di turunkan tegangannya di trafo pada Gardu Distribusi untuk di salurkan ke pelanggan. Sedangkan Distribusi Sekunder : Yaitu jaringan distribusi dari Gardu Distribusi untuk di salurkan ke pelanggan dengan klasifikasi tegangan rendah yaitu 220 V atau 380 V (antar fasa). Pelanggan yang memakai tegangan rendah ini adalah pelanggan paling banyak karena daya yang dipakai tidak terlalu banyak. Jaringan dari gardu distribusi dikenal dengan JTR atau Jaringan Tegangan Rendah, lalu dari JTR dibagi-bagi untuk ke rumah pelanggan, saluran yang masuk dari JTR ke rumah pelanggan disebut SR. Pelanggan tegangan ini banyaknya menggunakan listrik satu fasa, walau ada beberapa memakai listrik tiga fasa.

sistem jaringan listrik
Hubungan tegangan menengah ke tegangan rendah dan konsumen

Kontruksi jaringan distribusi primer terdiri dari dua yaitu:

  • Saluran Udara (overhead lines) Tegangan Menengah (SUTM)
  • Saluran Kabel Tanah (underground lines) Tegangan Menengah (SKTM)

Penentuan pemilihan kontruksi jaringan distribusi tidak beda jauh dengan pemilihan kontruksi jaringan transmisi yaitu disesuaikan lokasi jika di kota akan memakai saluran kabel karena biar tidak menggangu pemandangan. Antara SUTM dan SKTM mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pengguanaan SUTM lebih murah, selain itu lebih mudah untuk mengatasi jika terjadi gangguan, tapi SUTM lebih rentan terhadap cuaca dan lingkungan sekitar. SKTM akan sulit untuk mengatasi jika terjadi gangguan, namun tidak rentan terhadap perubahan cuaca dan lingkungan. Juga kelebihan dan kekurangan lainnya antara SUTM dan SKTM.

Kawat konduktor pada SUTM ada yang tanpa isolasi (telanjang) dan ada yang beisolasi, kebanyakan tanpa isolasi. Kawat SUTM berisolasi biasanya di tempat-tempat tertentu seperti di tempat yang banyak tanaman produktif dan menyentuh jaringan TM, atau di daerah gedung-gedung yang dekat dengan jaringan TM, karena akan berbahaya jika kawat konduktor telanjang menyentuh pohon atau gedung apalagi menyentuh manusia. Kawat yang sering dipakai untuk SUTM di Indonesia biasanya adalah jenis kawat A3C (All-Alloy Aluminium Conductor) atau konduktor berisolasi jenis A3CS (All-Alloy Aluminium Conductor with Safety). Namun ada beberapa yang memakai kawat selain konduktor jenis itu. Sedangkan untuk SKTM biasanya memakai jenis N2XSY/NA2XSY, N2XSEBY/NA2XSEBY atau N2XSEFGbY/NA2XSEFGbY.

Komponen-komponen pada SUTM :

  • Tiang (bisa berbahan baja, besi, maupun kayu. Namun kebanyakan memakai tiang baja karena kuat dan tahan lama, sedangkan tiang besi ada namun jarang karena cepat berkarat. Sedangkan tiang kayu sudah tidak digunakan lagi di Indonesia)
  • Kawat Konduktor/Isolator (Ada isolator tumpu dan isolator tarik / Asphan isolator. Bahan isolatornya biasanya dari keramik atau porselen)
  • Top Wiring (Atau dalam saluran transmisi bernama GSW atau kawat tanah, fungsinya sama dengan GSW yaitu untuk menangkap petir untuk melindungi petir menyambar konduktor)
konstruksi SKTM
konstruksi SKTM

Setelah listrik di transformasikan dari Gardu Distribusi lalu masuk ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dengan tegangan 380 V (antar fasa) dan 220 V (fasa-netral). JTR biasanya berbentuk radial yaitu dari sumber (trafo) langsung satu arah dibagikan ke pelanggan (tidak interkoneksi). Pada JTR konduktornya adalah Kabel (Kawat berisolasi) Twisted atau berpilin (Low Voltage Twisted Cable atau LVTC). Kontruksi pada JTR pun ada yang saluran udara juga ada yang kabel, kontruksi nya hanya membutuhkan tiang bisa baja atau besi juga kabel dan Cross Arm. Beberapa JTR dipasang dibawah JTM (pada tiang yang sama untuk menghemat biaya pemasangan tiang). Kabel udara yang dipergunakan pada JTR merupakan kabel berinti tunggal dengan bentuk konduktor dipilin bulat, instalasi kabel ini sedemikian rupa sehingga hantaran kabel membentuk kabel pilin dimana beberapa kabel berinti tunggal saling dililitkan sehingga saling membentuk suatu kelompok kabel yang disebut dengan kabel twisted yang terdiri dari kabel fasa R fasa S fasa T dan Netral.

penyalur listrik PLN
penyalur listrik PLN

Kabel twisted dipasang pada tiang saluran distribusi listrik sekunder dengan peralatannya kira – kira 20 cm dibawah puncak tiang dengan kabel netral sebagai penyangganya, sehingga dengan demikian beban kabel twisted dipikul oleh kabel netral tersebut. Dari JTR kabel dibagi-bagi ke tiap-tiap pelanggan dengan memberikan satu fasa dan satu netral (untuk pelanggan satu fasa). Sedangkan untuk pelanggan tiga fasa langsung diberi JTR langsung. Kabel yang ke rumah kita yang satu fasa biasa disebut SR atau Sambungan Rumah. Kabel SR disambungkan ke APP (Alat Pengukur dan Pembatas) di rumah kita atau dikenal dengan kWh meter. Unit PLN yang melayani Distribusi untuk wilayah di luar interkoneksi Jawa-Bali adalah PLN Wilayah ada 15 Unit induk PLN wilayah yang tersebar di Indonesia (selengkapnya klik) yang masih bergabung dengan unit transmisi dan pembangkitan. Sedangkan untuk Interkoneksi Jawa-Bali dibawahi oleh unit induk khusus Distribusi, Unit induk Distribusi di Jawa-Bali ada 7 yaitu,

  • PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya / DJR)
  • PLN Distribusi Jawa Barat (Disjabar / DJB)
  • PLN Distribusi Banten
  • PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta (DJTY)
  • PLN Distribusi Jawa Timur (DJT)
  • PLN Distribusi Bali
  • PLN Distribusi Lampung

Masing-masing unit induk tersebut mempunyai Area Pengatur Distribusi masing-masing yang berfungsi mengatur distribusi listrik (penyulang-penyulang) di wilayah unit nya.

Jadi distribusi listrik berfungsi untuk:

  • Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan).
  • Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.

 

 

Harga Wire Rope Sling

Perbedaan antara wire rope dan wire rope sling adalah jika wire rope sling adalah wire rope yang sudah diterminasi. Dan terdapat beberapa jenis terminasi pada wire rope. Dan mengenai harga wire rope sling, kapasitas wire rope sangat berpengaruh dengan harga wire rope sling. Pada dasarnya ada 3 hal yang mempengaruhi kapasitas wire rope sling:

1) Ukuran diameter wire rope.

Semakin besar ukuran diameter wire rope yang digunakan, semakin tinggi breaking load.

2) Jenis Terminasi.

Wire rope yang ujungnya sudah diterminasi mengurangi kapasitas wire rope. Dalam dunia rigging dikenal namanya wire rope termination efficiency. Termination efficiency rating menunjukkan berapa besar sisa kapasitas wire rope sling setelah ujungnya diterminasi. Setiap jenis terminasi punya efek yang berbeda terhadap breaking load wire rope. Contohnya wire rope yang dianyam atau di hand splice ukuran 7/8″ keatas termination efficiency ratingnya adalah 80% yang berarti setelah wire rope tersebut ujungnya dianyam wire rope sling tersebut hanya boleh digunakan untuk mengangkat beban 80% dari SWLnya.

3) Banyaknya kaki yang digunakan untuk menarik atau mengangkat.

Semakin banyak kaki yang digunakan, semakin tinggi kapasitas wire rope sling tersebut.

4) Sudut angkat. Semakin kecil sudut angkat wire rope sling terhadap beban, semakin besar efeknya mengurangi kapasitas wire rope sling.

Contohnya wire rope sling 2 kaki kapasitas 2 ton dipakai untuk mengangkat barang dengan sudut 90, maka kapasitasnya adalah 2 ton. Wire rope sling yang sama jika digunakan untuk mengangkat dengan sudut 30 maka kapasitasnya adalah sekitar 1 ton.

Harga wire rope sling bisa sangat bervariatif, berikut ini adalah perkiraan harga wire rope sling :

No Spesifikasi Wire Rope Sling Harga
1 6 MM 6×37 IWRC x 1.000 M Rp 5.300, -/ m
2 8 MM 6×37 IWRC x 1.000 M Rp 7.450, -/ m
3 9 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 8.700, -/ m.
4 10 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 10.200, -/ m
5 12 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 15.000, -/ m
6 14 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 18.850, -/ m.
7 15 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 20.400, -/ m.
8 16 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 23.100, -/ m.
9 18 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 29.900, -/ m.
10 20 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 39.400, -/ m.
11 22 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 44.850, -/ m.
12 24 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 55.700, -/ m
13 26 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 63.200, -/ m.
14 28 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 70.650, -/ m
15 30 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 84.250, -/ m.
16 32 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 95.100, -/ m.
17 34 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 126.350, -/ m.
18 36 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 122.250, -/ m.
19 38 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 135.850, -/ m.
20 40 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 161.000, -/ m.
21 42 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 173.200, -/ m.
22 50 MM 6×37 IWRC x 500 M Rp 254.700, / m.
23 1.5 MM 6×7 HC x 2.000 M GALV Rp 550, -/ m.
24 2 MM 6×7 HC x 2.000 M GALV Rp 700, -/ m.
25 3 MM 6×7 HC x 2.000 M GALV Rp 1.100, -/ m.
26 4 MM 6×7 HC x 1.000 M GALV Rp 1.800, -/ m
27 4 MM 6×12 + 7 HC x 1.000 M GALV Rp 1.650, -/ m.
28 5 MM 6×12 + 7 HC x 1.000 M GALV Rp 2.150, -/ m.
29 6 MM 6×12 + 7 HC x 1.000 M GALV Rp 3.150, -/ m.
30 8 MM 6×12 + 7 HC x 1.000 M GALV Rp 5.300, -/ m.
31 9 MM 6×12 + 7 HC x 500 M GALV Rp 6.000, -/ m.
32 10 MM 6×12 + 7 HC x 500 M GALV Rp 7.200, -/ m.
33 12 MM 6×12 HC x GALV Rp 10.200, -/ m
34 15 MM 6×12 + 7 HC x 500 M GALV Rp 15.950, -/ m.
35 16 MM 6×12 HC GALV Rp 18.000, -/ m.
36 18 MM 6×12 HC GALV Rp 22.450, -/ m.
37 PVC Wire Rope 2 x 3 Rp 1.150, -/ m
38 PVC Wire Rope 3 x 4 Rp 2.050, -/ m.
39 PVC Wire Rope 3 x 5 Rp 2.300, -/ m.
40 PVC Wire Rope 4 x 6 Rp 3.350, -/ m.
41 PVC Wire Rope 5 x 8 Rp 5.300, – / m
42 PVC Wire Rope 6 x 8 Rp 6.150, – / m
43 PVC Wire Rope 7 x 10 Rp 7.850, – / m
44 PVC Wire Rope 10 x 12 Rp 11.150, – / m
45 PVC Wire Rope 12 x 14 Rp 14.000, – / m
46 PVC Wire Rope 14 x 16 Rp 17.550, – / m
47 PVC Wire Rope 16 x 18 Rp 25.150, – / m
48 11 MM 6×12 + 7 HC 170 M UNGL Rp 1.285.000, -/ rol.
49 11 MM 6×12 + 7 HC 200 M UNG Rp 1.446.000, -/ rol.
50 11 MM 6×12 + 7 HC 200 M GALV Rp 1.575.500, -/ rol.
51 15 MM 6×12 + 7 HC 500 M UNG Rp 13.600, – / m.
52 16 MM 6×12 + 7 HC 500 M UNG Rp 16.200, – / m.
53 18 MM 6×12 + 7 HC 500 M UNGL Rp 19.450, – / m.
54 24 MM 6×12 + 7 HC 500 M UNGL Rp 34.000, – / m.
55 28 MM 6×19 IWRC x 43 M Rp 3.162.500, -/ rol.
56 28 MM 6×37 IWRC x 43 M Rp 3.162.500, – / rol.

 

 

Instalasi Listrik Di Luar Dinding

Sebetulnya untuk benar – benar memahami instalasi listrik di luar dinding, anda harus mengetahui 2 teknik dasar dalam instalasi kabel, atau pemasangan kabel listrik dalam rumah. Ada dua teknik pemasangan kabel yang biasa diterapkan di rumah, yaitu in bow dan out bow. Keduanya sama-sama teknik untuk menempelkan kabel di dinding rumah. Untuk teknik in bow, unit perangkat listrik seperti stop kontak, kabel dan saklar, ditanamkan ke dalam dinding sehingga terlihat menyatu dengan dinding. Sedangkan teknik out bow, unit perangkat listrik diletakkan pada permukaan dinding, seolah-olah menempel dan terlihat menonjol pada permukaan dinding.

Teknik Outbow
Teknik Outbow

Dari sudut keindahan, teknik in bow terasa pantas untuk diterapkan. Teknik ini cenderung permanen (tetap) karena untuk memasangnya perlu ditanamkan ke dalam dinding. Berbeda dengan teknik out bow yang terlihat menonjol pada permukaan dinding, terkesan sedikit “berantakan”. Namun, teknik out bow lebih mudah dan murah dalam penerapannya. Sebagaimana kita telah ketahui bersama, pemasangan saklar dan stop kontak teknik In Bow harus mengikuti jalur kabel yang tertanam di dinding. Dengan demikian, posisi kabel sudah pasti ada di bagian atas perangkat. Kondisi perangkat In Bow yang tertanam di dinding, membuat cara pemasangan kabel yang lebih teratur dan pasti. Berbeda halnya dengan perangkat Out Bow, posisi kabel bisadipasang melalui bagian bawah, atas dan atas-bawah. Itu dikarenakan, selain kabel yang tidak tertanam di dinding, letak pemasangan perangkat Out Bow memang ada di permukaan bidang.

Dalam perencanaan pemasangan instalasi listrik di luar tembok, ada beberapa hal yang harus disiapkan, seperti menentukan titik stop kontak. Ada beberapa hal yang mendasari perlunya memasang titik stop kontak berada pada posisi menempel di dinding. Faktor keamanan dan kenyamanan adalah alasan terpenting untuk menjadikannya seperti itu. Selain tidak menghalangi dan mengganggu penghuni rumah saat beraktivitas, letak stop kontak harus berada pada area yang memiliki tinggi sama dengan area sekitar bahu manusia. Posisi tersebut, selain memiliki kemudahan untuk di-akses, juga relatif terhindar dari gangguan. Teknik out bow, atau teknik instalasi listrik di luar dinding, cenderung aman diterapkan. Selain mudah untuk dikerjakan sendiri dengan biaya yang relatif lebih murah, waktu pengerjaannya pun dapat diatur sesuai kondisi dan kesempatan yang ada. Disamping itu, keberadaan kabel dapat disembunyikan menggunakan protektor (pelindung) kabel sehingga hasil akhirnya terlihat lebih menyatu dengan dinding.

Memasang perangkat listrik Out Bow pada dinding  rumah, tidak mengharuskan untuk kita mem-“bobok” dinding rumah. Namun, kita harus membuat “lubang kecil” menggunakan mesin bor-beton agar perangkat bisa melekat kuat di dinding dengan menggunakan “sekrup”. Seperti yang dijelaskan di paragraf atas, bahwa ebelum pemasangan instalasi listrik, terlebih dahulu diperlukan data teknis bangunan, misalnya dinding dibuat dari papan kayu,bata merah; batako ,asbes atau lainnya. Dan langit-langit berupa plafon atau beton dan sebagainya. Dengan demikian dalam perancangan instalasi dapat ditentukan jenis penghantar yang akan digunakan. Jika yang digunakan peghantar NYA, maka harus menggunakan pelindung pipa, sedangkan untuk jenis lain misalnya NYM atau NYY tidak diharuskan, tetapi jika menggunakan pipa akan diperoleh bentuk yang lebih baik dan rapi. Penggunaan pipa pada instalasi listrik dapat dipasang didalam tembok / beton maupun diluar dinding / pada permukaan papan kayu, sehingga terlihat rapi. Adapun peralatan pelindung dalam pemasangan instalasi listrik inbow ataupun out bow adalah Pipa Pelindung.

Dalam instalasi listrik dikenal dengan 3 (tiga) macam pipa jenis, yaitu Pipa Union, Pipa paralon atau PVC dan Pipa fleksibel, penjelasannya sebagai berikut:

1. Pipa Union

Pipa union adalah pipa dari bahan plat besi yang diproduksi tanpa menggunakan las dan biasanya diberi cat meni berwarna merah. Pipa union dalam pengerjaannya mudah dibengkok dengan alat pembengkok dan mudah dipotong dengan gergaji besi. Jika lokasi pemasangannya mudah dijangkau tangan, maka harus dihubungkan dengan pentanahan, kecuali bila digunakan untuk menyelubungi kawat pentanahan (arde). Umumnya dipasang pada tempat yang kering, karena untuk menghindari terjadi korosi atau karat.

2. Pipa Paralon / PVC

Pipa ini dibuat dari bahan paralon / PVC. Jika dibandingkan dengan pipa union, keuntungan pada pipa PVC adalah lebih ring-an, lebih mudah pengerjaannya (dengan pemanasan) dan  merupakan bahan isolasi, sehingga tidak akan mengakibatkan hubung singkat antar penghantar. Disamping itu penggunaannya sangat cocok untuk daerah lembab, karena tidak me-nimbulkan korosi. Namun demikian, pipa PVC memiliki kelemahan yaitu tidak tahan digunakan pada temperatur kerja diatas 60oC.

3. Pipa Fleksibel

Pipa fleksibel dibuat dari potongan logam / PVC pendek yang disambung sedemikian rupa sehingga mudah diatur dan lentur. Pipa ini biasa digunakan sebagai pelindung kabel yang berasal dari dak standar ke APP, atau juga digunakan sebagai pelindung penghantar instalasi tenaga yang menggunakan motor listrik, misalnya mesin press, mesin bubut,mesin skraf, dan lain-lain.

Contoh perangkat, atau alat listrik yang dapat dipasang dengan teknik outbow, adalah MCB. Sebelumnya anda perlu tau bahwa ada dua model box MCB yang umum ditemukan di pasaran, yaitu MCB model  inbow dan outbow. Secara fungsi, keduanya adalah sama. Selain itu, ada beberapa besar ukuran box MCB. Besar ukuran box ini disesuaikan dengan jumlah unit MCB yang hendak dipasang di dalamnya. Mulai dari box dengan besar ukuran untuk kebutuhan pemasangan 2 s/d 4 unit MCB. Box MCB tersebut, terbagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian dalam dan luar. Bagian dalam adalah bagian yang menempel permanen pada dinding, sedangkan bagian luar cenderung berfungsi sebagai penutup (cover) saja. Pada model inbow, bagian dalam box MCB dapat terpasang di dalam dinding. Sedangkan model outbow, bagian dalam box MCB dapat terpasang pada permukaan dinding.

 

Jaringan Listrik 3 Phase

Selamat datang kembali ke artikel saya yang baru dengan judul jaringan listrik 3 phase, langsung saja kita bahas. Jaringan Listrik 3 phase adalah instalasi listrik yang menggunakan tiga kawat phasa dan satu kawat 0 (netral)atau kawat ground. Menurut istilah Listrik 3 Phasa terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1 kabel Netral. Umumnya listrik 3 phasa bertegangan 380V yang banyak digunakan Industri atau pabrik. Listrik 3 phasa adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3 penghantar yangmempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree. Listrik 3-phase adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3 penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree.

Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar, yaitu :

  • Hubungan bintang (“Y” atau star).
  • Hubungan delta.

Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 phasa ini, yaitu :

  • Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah Voltage line to line).
  • Tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage line to netral).

Keuntungan Listrik 3 phasa yaitu :

  • Menyediakan daya listrik yang besar ( biasanya pada industri menengah dan besar ). Industri atau hotel memerlukan daya listrik yang besar sehingga memerlukan line yang banyak. Tapi pada output terakhir untuk pemakaian hanya memerlukan satu phasa ( memilih salah satu dari 3 phasa ). Jaringan listrik 3 phasa biasanya diperlukan untuk menggerakkan motor industri yang memerlukan daya besar.
  • Karena menggunakan tegangan yang lebih tinggi maka arus yang akan mengalir akan lebih rendah untuk daya yang sama. Sehingga untuk daya yang besar, kabel yang digunakan bisa lebih kecil.
  • Untuk motor induksi,jaringan listrik 3 phase tidak memerlukan kapasitor.

Pada sistem tenaga jaringan listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D). Untuk pemakaian tenaga listrik system pembagianya arusnya berbeda dengan pembagian arus pada rumah biasa untuk  itu dipergunakan PHB 3 Fasa yang terdiri dari satu grup atau lebih.

Perelngkapan PHB 3 Fasa terdiri dari.

  • Rumah PHB
  • Sakelar penghubung Utama
  • Sekering utama
  • Rel pembagi
  • Sakelar pembagi
  • Sekering pembagi
  • Sambungan tanah ( grounding)
  • Perlengkapan alat ukur listrik.

Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box,  panel, atau lemari. Perangkat hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai itu sendiri pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi (penghantar), pemindahan daya (transformator). Sebelum tenaga listrik sampai ke peralatan konsumen seperti motor-motor, katup solenoid, pemanas, lampu-lampu penerangan, AC dan sebagainya, biasanya melalui PHB terlebih dahulu. Itulah isi artikel mengenai jaringan listrik 3 phase, terima kasih telah membaca, sampai jumpa di kesempatan lainnya.

 

 

 

 

 

 

Jaringan Listrik Pabrik

Pabrik merupakan gedung yang berkebutuhan daya listrik sangat besar. Karena dengan keberadaan alat alat dan mesin untuk digunakannya banyak serta berukuran skalanya berkali kali lipat dari gedung rumah tempat tinggal dan gedung lainnya, Bila kita melihat posisi pabrik dalam hal keberadaan listriknya, maka dibutuhkan jaringan listrik pabrik yang handal untuk memasok kebutuhan listrik di pabrik. Pusat pembangkit tenaga listrik industri adalah merupakan pusat disediakannya tenaga listrik untuk kebutuhan industri. Tenaga listrik yang dibutuhkan harus tersedia secara terus menerus yang umumnya berasal dari PLN atau generator set (Genset). Pada umumnya karena beberapa pertimbangan akhirnya dipilih unit PLN untuk dioperasikan secara terus menerus sebagai sumber tenaga listrik. Pertimbangan itu diantaranya: Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tenaga per KWH dari unit generator lebih tinggi dibanding dengan pembiayaan untuk memperoleh per KWH dari PLN, Suku cadang dari diesel maupun generator semakin sulit didapatkan, sedang suku cadang unit PLN diperolehnya lebih mudah, Diesel memerlukan perawatan yang terus menerus, misalnya diadakan revisi kecil setiap 600 jam, revisi medium setiap 1700 jam, serta revisi besar setiap 5300 jam, yang berarti kurang efisien bila dibandingkan dengan unit PLN, dan Adanya harga bahan bakar minyak yang semakin mahal

Untuk selanjutnya generator set disiapkan sebagai cadangan bila unit PLN mengalami kerusakan. Penyambungan unit generator set maupun unit PLN dengan jaringan distribusi dilayani oleh Omsakelar (saklar pemilih). Dengan demikian tenaga listrik yang dibutuhkannya hanya akan disuplai oleh satu unit saja, unit PLN atau unit generator set dengan pelayanan Omsakelar. Dalam melakukan Instalasi jaringan listrik pabrik harus dilakukan oleh ahli kelistrikan sebab bila bukan oleh ahlinya maka bisa berakibat fatal. Dalam merangkai suatu komponen kelistrikan di pabrik berbeda dengan merangkai listrik di rumah atau tempat tinggal kita untuk itu harus memenuhi standar pemasangan di negara kita bagaimana harusnya aliran listrik dan daya listrik yang dipasang dalam gedung pabrik. bagi kita orang yang awam mengenai kelistrikan mungkin saja akan mengkerutkan dahi ketika melihat ahli listrik memasang rangkaian listrik pada bangunan atau gedung pabrik yang begitu banyak jalurnya dengan berbagai alat yang digunakannya. jelas aja ini bisa terjadi karena kebutuhan jaringan listrik untuk suatu publik memang jauh berbeda dan sangat besar sekali bila dibandingkan dengan kebutuhan listrik yang ada di rumah atau gedung gedung biasanya.

Dengan teknologi yang ada pada zaman sekarang memungkinkan semua ukuran atau takaran dalam rangka memenuhi kebutuhan daya listrik suatu gedung bisa diukur secara tepat dan akurat. ada banyak software atau aplikasi yang bisa digunakan untuk merangkai ikan atau menghitung jumlah daya listrik yang diperlukan dalam suatu gedung bahkan dalam gedung yang berpuluh-puluh tingkatannya, mungkin hanya orang-orang ahli kelistrikan dan orang Informatika saja yang mengerti mengenai hal ini, tetapi bagi kita sebagai pengetahuan perlu menjadi informasi tambahan bahwasanya dalam merangkaikan atau memenuhi kebutuhan daya listrik suatu gedung tidaklah bisa dengan menghitung jari saja kebutuhan kebutuhan daya listrik tersebut. Memang pada intinya adalah untuk memenuhi daya listrik di setiap ruangan baik outdoor atau indoor serta lengkap dengan penerangannya Ditambah lagi dengan untuk memenuhi keperluan kelistrikan untuk mesin-mesin yang digunakan di pabrik tersebut. Maka mengingat akan pentingnya daya listrik yang dibutuhkan bagi setiap gedung rumah hingga pabrik-pabrik sekarang ini tidak terlepas dari peranan seorang teknisi kelistrikan juga alat-alat yang digunakan serta aplikasi listrik pendukung untuk menghitungnya. Seiring dengan hal tersebut maka akan tercipta pemasangan atau instalasi jaringan listrik pabrik yang optimal dan efektif.

 

 

 

Jaringan Listrik Hotel

Tenaga listrik merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam suatu industri jasa seperti hotel, dikarenakan banyaknya peralatan-peralatan yang memerlukan tenaga listrik untuk menggerakannya. Di samping memberi manfaat energi listrik juga dapat membahayakan dan merugikan manusia. Oleh karena itu dalam membuat suatu instalasi listrik, khususnya pada jaringan listrik hotel, harus dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur dan peraturan yang ada sehingga instalasi listrik tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya, aman bagi manusia dan bangunan serta bernilai ekonomis. Artikel ini akan membahas tentang sistem distribusi listrik dan instalasi listrik di Hotel, yang mana diperlukan suplai listrik yang kontinyu sehingga semua kegiatan di dalam hotel tidak terganggu. Untuk itu sistem distribusi dan instalasinya perlu kita pelajari. Sistem distribusi di Hotel, biasanya menggunakan sistem radial. Dimana sumber utama listrik di suplai oleh PLN dan jika sewaktu-waktu PLN padam maka digunakan generator set sebagai cadangannya. Semua kabel listrik yang terpasang di Hotel juga harus berkualitas baik dan aman untuk digunakan. Akan tetapi untuk memperoleh kehandalan sistem kelistrikan maka sistem distribusi listrik dan instalasi di Hotel Sentral harus diadakan evaluasi ulang yang rutin dan berkala.

Sebenarnya Instalasi listrik sangat vital dalam sebuah bangunan, baik itu rumah, perkantoran, hotel dan sebagainya.  Oleh karenanya cara pemasangan yang tepat harus diterapkan. Tujuannya sebagai antisipasi terjadinya kebakaran yang kerap menimpa, dikarenakan pemasangan peralatan instalasi listrik yang tidak akurat. Pemilihan peralatan tersebut harus selektif, pastikan sesuai dengan standar PUIL atau Peraturan Umum Instalasi Listrik. Supaya instalasi listrik yang dipasang benar-benar aman dan menunjang seluruh kebutuhan berkaitan dengan penggunaan listrik. Pemasangan instalasi listrik bagi hotel yang akan dibangun tentunya sudah dirancang sebelumnya. Pastikan kebutuhan sambungan listrik di setiap ruangan, sehingga pemasangan peralatan instalasi kelistrikan ini benar-benar bermanfaat. Jangan sampai setelah bangunan selesai dibangun, tapi terpaksa membongkar sebagian bangunan karena pemasangan instalasi listrik yang kurang memadai keinginan Anda. Perlu anda ketahui, Saklar tukar, saklar hotel, saklar lorong, atau  saklar tangga, adalah sebuah rangkaian instalasi listrik yang dirangkai untuk mengontrol satu buah lampu oleh dua buah saklar dengan jarak yang berjauhan. Hal tersebut dilakukan agar kita tidak repot dalam mengoperasikan lampu tersebut.Contoh yang banyak dipasang adalah pada sebuah lorong yang ditempatkan sebuah lampu di tengah lorong tersebut, saat kita akan memasuki lorong maka untuk menghidupkan lampunya kita akan menghidupkan saklar yang terletak sebelum lorong, untuk mematikannya maka kita tinggal menyalakan saklar yang ada di seberang lorong yang telah kita lewati. Apabila kita melihat secara fisik, Saklar Hotel dan Saklar biasa terlihat sama saja. “Lalu apa yang membedakan nya?” Mari kita melihat dahulu apa yang membuat para Konsumen atau khususnya Hotel membutuhkan Saklar Hotel.

Pertama kita akan menunjukan dimana biasanya letak Saklar tersebut apabila kita memasuki kamar Hotel, biasanya kita akan menemukan alat tersebut pada sebalah kanan pintu masuk Kamar, apabila kita menyalakannya, maka secara otomatis lampu ruangan menyala. Entah itu lampu di pintu masuk atau di langit-langit ranjang kita. Bentuk dari Saklar Hotel ini pun berbagai macam bentuk , ada yang berbentuk seperti tombol biasa atau kartu yang dimasukan. Hotel membutuhkan Saklar  ini yang bertujuan agar lebih ekonomis dari segi harga dan efisien. Untuk ukuran kamar Hotel yang terbilang kecil (kamar Hotel biasa), sangat tidak enak dilihat apabila dinding – dinding ruangan tersebut teralu banyak tombol (Saklar), dan tidak mungkin juga mereka (Konsumen Hotel) menyembunyikan Saklar – Saklar tersebut karena akan terlihat tidak Ergonomis. Selain itu juga para Designer Interior Hotel tersebut tidak ingin menghabiskan ruangan tersebut dengan tombol – tombol (Saklar) yang menempel. Yang membedakan  Saklar Hotel dengan Saklar lampu biasa adalah dari rangkaian kabel di dalam nya. Untuk penggunaan Saklar Hotel, maka akan dirangkai tiga jalur (3 way) atau satu lampu dengan dua Saklar, jadi kita dapat mematikan lampu dari saklar manapun. Saklar Hotel ini sudah di produksi oleh hampir semua Produsen Saklar antara lain Panasonic, Philips, Broco, Clipsal, dan masih banyak lagi. Model dan Warna nya pun sangat bervariasi, mulai dari yang elegan hingga yang berwarna cerah. Itulah informasi seputar jaringan listrik hotel.

 

Jaringan Distribusi Listrik

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen, seperti dijelaskan pada artikel sebelumnya di sini. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah: untuk pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat pelanggan, dan merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi listrik bisa juga dijelaskan dengan tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi.

Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.

Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.

proses distribusi listrik
proses distribusi listrik

Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Menurut nilai tegangannya:
a. Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo distribusi. Saluran ini bertegangan menengah 20 kV. Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung melayani pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi.
b. Saluran Distribusi Sekunder, Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2-2)

Menurut bentuk tegangannya:
a. Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah.
b. Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistem tegangan bolak-balik.

Menurut jenis/tipe konduktornya:
a. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan penyangga (tiang) dan perlengkapannya, dan dibedakan atas:
– Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi pembungkus.
– Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.
b. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan menggunakan kabel tanah (ground cable).
c. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan menggunakan kabel laut (submarine cable)

Berikut tadi adalah hal hal yang perlu diketahui tentang jaringan distribusi listrik.

Contoh Alat – Alat Listrik

Alat alat listrik terdapat sangat banyak, dari mulai fungsi dan kegunaannya yang berbeda, ada alat listrik khusus untuk instalasi atau pemasangan instalasi listrik, ada alat listrik rumah tangga atau biasa disebut alat elektronik. Mari kita mulai dengan alat listrik yang berguna untuk pemasangan instalasi listrik, berikut ini contoh alat – alat listriknya:

  • Tools Box : Sangat perlu dimiliki agar peralatan dapat disimpan dengan baik sehingga menghindari kehilangan dan kerusakan peralatan. Ada banyak model tools box yang dapat anda gunakan. Box ini dipergunakan untuk menyimpan peralatan yang berukuran kecil.
  • Tespen (Electric tester) : alat yang di gunakan untuk mengecek atau mengetahui ada tidaknya listrik. Rangkaian Tespen berbentuk obeng yang mempunyai mata minus (-) berukuran kecil pada bagian ujungnya. Tespen juga memiliki jepitan seperti pulpen sebelumnya dan di dalamnya terdapat led yang mampu menyala sebagai indikator tegangan listrik.
  • Volt Meter : alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran tegangan atau beda potensial listrik antara dua titik pada suatu rangkaian listrik yang dialiri arus listrik.
  • Waterpass (Level) : Adalah alat untuk mengukur keseimbangan datar pada bidang bangunan yang dibuat.
  • Trowel : Alat aduk digunakan untuk mencampur semen, mencampur pupuk dan menggaruk atau menggemburkan tanah pada saat membuat taman.
  • Pisau Kupas kabel : Untuk mengupas kabel sehingga menghasilkan hasil yang baik.
  • Bor listrik / Bor tangan : Untuk membuat lubang, memasang dan membuka skrup yang sudah doll.

Dibawah ini adalah contoh alat- alat listrik yang termasuk ke dalam komponen kelistrikan:

Alat - alat komponen kelistrikan
Alat – alat komponen kelistrikan

Sedangkan contoh alat – alat listrik yang biasa digunakan pada kebutuhan rumah tangga, yaitu :

Steker

Mungkin Anda mengenal nama aksesoris listrik ini dengan ‘colokan listrik’ tak ada salahnya memang, namun, alat listrik tersebut punya nama yakni steker. Fungsinya adalah sebagai penghantar listrik menuju tempat lain atau stop kontak.

Saklar

Banyak yang menyebut jika saklar adalah stop kontak, namuan pastikan apakah nama tersebut memang benar itu. Dan jawabanya adalah ini. Saklar dan stop kontak berbeda. Begitu juga secara fungsi, saklar adalah sebagai pemutus arus listrik. Namun stop kontak adalah penyedia atau sarana arus listrik tersebut akan dialirkan.

Fitting

Nama aksesoris listrik ini berasal bahasa Inggris, fitting adalah sebuah tempat untuk menaruh sebuah lampu bohlam, yang berbentuk bulat dengan lubang di tengahnya yang digunakan untuk menaruh bohlam. Jenisnya ada dua, berulir dan ‘sumpit’ yang mana lampu tidak diulirkan tetapi ditusukkan ke tempatnya.

Socket

Electric Socket adalah bahasa inggris dari Stop Kontak. Fungsi atau kegunaan yang dimiliki oleh socket agak sama dengan stop kontak, selama terpasang dalam sebuah dinding atau perangkat, maka boleh jadi itu dinamakan socket. Karena lubang alat listrik tersebut merupakan penghubung arus listrik atau jaringan sehingga perangkat rumah bisa aktif sempurna.

Stop Kontak

Nama aksesoris listrik ini juga kerap tertukar, dan sebenarnya stop kontak adalah tempat steker dipasang, itulah fungsi dan cara menggunakan sederhannya Stop Kontak. Namun aplikasinya stop kontak ada yang dipasang langsung pada tembok ada pula yang dipasang langsung pada kabel.

Multiplug

Nama aksesoris listrik dan cara menggunakannya cukup mudah, ini merupakan salah satu perkakas listrik yang bisa digunakan untuk memberikan keleluasaan pemilik rumah menggunakan saklar pada stop kontak. Jadi semisal dalam sebuah rumah memiliki stop kontak terbatas, alat listrik jenis multiplug bisa Anda gunakan, selain itu misalkan kabel yang terhubung dengan alat listrik seperti kulkas atau laptop namun jarak jangkau terbatas maka alat ini solusinya.

Heat Shrink Indonesia

Selang bakar atau yang biasa disebut Heatshrink adalah tabung plastik yang berguna untuk menyambung kabel yang putus, dan untuk melindungi kabel, memberikan ketahanan abrasi dan perlindungan lingkungan untuk konduktor dan sambungan kawat, sambungan, sendi dan terminal.  Hetashrink biasanya terbuat dari bahan nilon atau poliolefin, yang menyusut secara radial (tapi tidak longitudinal) saat dipanaskan, bahan ini akan menciut antara satu setengah, sampai seperenam diameternya. Digunakan untuk menyambung kabel menggunakan Heatshrink, dengan cara di jepit. Sambungan kabel menjadi lebih kuat dan rapi. Cocok digunakan untuk kabel-kabel rumah, motor, maupun mobil. Kabel akan terlihat rapi dan profesional tanpa isolasi. Titik sambung juga terlihat sehingga memudahkan dalam melacak jalur kabel jika kabel berubah warna. Apalagi sambungan yang telah dilindungi oleh rapatnya Heat shrink, membuat tidak ada udara yang keluar masuk memicu karat Heatshrink kadang-kadang dijual tergantung pada seberapa panjangnya dan bahan apa yang digunakan.

Proses pembuatan heat-shrink tubing antara lain adalah memilih material berdasarkan sifat-sifatnya. Bahannya sering ditambah dengan bahan adiktif lainnya, seperti pewarna, dan stabilisator. Tergantung pada aplikasinya. Sebuah tabung awal diekstrusi dari bahan bakunya. Selanjutnya, tabung dibawa ke proses terpisah dimana dihubungkan silang, biasanya melalui radiasi. Keterkaitan silang menciptakan memori di dalam tabung. Kemudian tabung dipanaskan sampai tepat di atas titik lebur kristal polimer dan diperluas dengan diameter, seringkali dengan menempatkannya di ruang vakum.

Dalam industri Heatshrink dan kabel di Indonesia sendiri ada banyak perusahaan asing yang mendirikan anak perusahaan di Indonesia. Seperti PT. Indonesia Fulcon yaitu salah satu perusahaan yang berasal dari negara Jepang, yang sudah mendirikan pabrik di Indonesia di Kawasan EJIP Blok 5-L/1, Bekasi, Sukaresmi, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Perusahaan ini bergerak dan memproduksi alat-alat yang terbuat dari bahan plastik. Salah satunya adalah Heat shrink Indonesia. Perusahaan asing yang mendirikan anak perusahaan di Indonesia berpijak pada ketentuan investasi asing dan tunduk pada persyaratan khusus pendirian perusahaan. Invetasi asing oleh Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (“UU Penanaman Modal”) diartikan sebagai kegiatan investasi yang dilakukan oleh investor asing untuk menjalankan bisnis di Indonesia (termasuk pendirian perusahaan).

Investasi asing tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan modal asing 100% (yang tunduk pada beberapa pembatasan) atau sebagian modal dalam negeri. Investor asing dapat berupa warga negara asing, perusahaan asing atau instansi pemerintah asing. Pasal 5 (2) Undang-Undang Investasi mengatur bahwa, investor asing dapat melaksanakan investasi asing di Indonesia dengan mendirikan perusahaan investasi asing berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU Perseroan Terbatas”) dan peraturan pelaksanaannya. Perusahaan investasi asing juga dikenal sebagai PT Penanaman Modal Asing, yang seringkali disingkat sebagai “PT PMA”. Investasi asing di Indonesia dalam bentuk PT PMA dapat dilakukan dengan kepemilikan saham pada saat pendirian perusahaan atau pembelian saham dalam perusahaan yang sudah didirikan baik PT maupun PT PMA. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden No. 39 tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman modal. Kebanyakan pabrik produksi heat shrink Indonesia atau kabel di Indonesia memang pabrik dari perusahaan asing yang mendirikan anak perusahaan di Indonesia. Namun Indonesia harusnya dapat memproduksi dengan membuat pabrik sendiri, karena bahan baku yang digunakan untuk membuat heatshrink maupun kabel, terdapat banyak sumbernya di Indonesia.